Sistem informasi adalah sistem manusia dan mesin. Dalam perancangan suatu sistem informasi manajemen cenderung mengikat erat pengambilan keputusan pada sistem mengelola mesin. Dan fungsi kerja administrasi dilaksanakan secara tertentu berdasarkan persyaratan komputer. Karena itu manusia adalah elemen penting dalam sistem pengolahan informasi. Dan juga dalam pemahaman kemampuan manusia sebagai pengeola informasi adalah penting bagi perancangan sistem informasi.
Maka itu tujuan dibentuknya sistem informasi manajemen adalah agar organisasi memiliki suatu sistem yang diandalkan dalam mengolah data menjadi informasi dan bermanfaat bagi pembuat keputusan. Sistem informasi manajemen adalah suatu sistem yang meyediakan kepada pengolah organisasi data maupun informasi yang berkaitan dengan pelaksanaan tugas-tugas organisasi. Sistem informasi manajemen diharapkan dapat menunjang tugas-tugas para pegawi di suatu organisasi dan pengguna jasa organisasi beserta unsur pokok yang terdapat dalam lingkungan otoritas organisasi.
Walaupun begitu sebuah sistem informasi manajemen mengandung elemen-elemen fisik sebagi berikut:
- Perangkat keras Komputer
- Perangkat lunak
a. Perangkat lunak sistem umum
b. Perangkat lunak terapan umum
c. Perangkat aplikasi
- 16
4. Petugas pengoperasian.
(Gordon B. Davis, 1999:15-16)
Selanjutnya menurut Robert G. Murdick dan Joel E. Ross dalam Onong Uchjana Effendy (1989:109) mendefinisikan SIM sebagai : “….proses komunikasi dimana informasi masukan (input) direkam, simpan dan diperoleh kembali (diperoleh) bagi keputusan (output) mengenai perencanaan, pengoperasian, dan pengawasan”.
Definisi lain tentang sistem informasi menurut Lucas dalam Wahyudi Kumorotomo dan Subando Agus Margono (1996:14), mengatakan bahwa “sistem informasi adalah sekumpulan prosedur organisasi yang pada saat dilaksanakan akan memberikan informasi bagi pengambilan keputusan dan atau untuk mengendalikan orgnaisasi”. Definisi lain pada dasarnya menekankan bahwa informasi merupakan alat untuk mengurangi ketidak pastian yang akan senantiasa dihadapi oleh seorang pucuk pimpinan yang memimpin organisasi. Asumsinya adalah bahwa anggota-anggota organisasi hendaknya lebih terbuka terhadap informasi yang datangnya dari dalam sistem organisasi maupun dari luar.
Sedangkan menurut George M. Scott (1997:100) Sistem Informasi Manjemen adalah “Serangkaian sub-sitem informasi yang menyeluruh dan terkoordiinasi dan secara rasional terpadu yang mampu mentransformnasi data sehingga menjadi informasi lewat serangkaian cara guna meningkatkan produktivitas yang sesuai dengan gaya dan sifat manajer atas dasar mutu yang telah ditetapkan”.
Dari definisi di atas dapat dilihat hal-hal yang menjadi substansi dari Sistem Informasi Manajemen, yaitu:
1. Memiliki sub sistem informasi
Sistem Informasi Manajemen adalah serangkaian sub-sistem, atau sistem komponen setengah terpisah yang merupakan bagian dari keseluruhan dan merupakan sistem yang terpadu.
2. Menyeluruh
Kata “Manajemen” dalam SIM adalah serba melingkupi. Di dalam SIM termasuk sistem peprosesan transakai dan sistem-sistem yang utama dirancang bagi para manajer di berbagai tingkatan.
3. Terkoordinasi
Komponen sebuah Sistem Informasi Manjemen biasanya tidak dikelola satu titik pusat organisasi; ada berbagai departemen pengguna, departemen pemproses data, dan mungkin fungsi pengolah data yang terpisah, banhkan yang lain-lainnya mungkin memiliki hak atas bagian tertentu dari Sistem Informasi Manajemen.
4. Mentransformasikan data ke dalam informasi
Apabila data diolah dan berguna bagi manajer tertentu untuk tujuan tertentu, maka ia menjadi informasi. Ada berbagai cara di mana data harus ditrasformasikan ke dalam sebuah sistem informasi. Misalnya data biaya untuk organisasi tertentu mungkin dapat diringkaskan dalam biaya keseluruhan, biaya variabel, dan biaya standar untuk masing-masing unit organisasi, baik masing-masing jenis biaya, jenis konsumen, dan jalur, produk (product line).
5. Meningkatkan produktivitas
SIM dengan berbagai cara mampu meningkatkan produktivitas. SIM mampu melaksanakan tugas rutin seperti penyiapan dokukmen dengan efisien, ia mampu memberikan layanan peringatan dini tentang masalah internal dan eksternal
6. Sesuai dengan sifat dan gaya manajer
Suatu SIM dikembangkan lewat pengenalan atas sifat dan gaya manjerial dari personil yang akan menggunakannya termasuk juga sumbangan yang diberikan oleh para manajer.
7. Menggunakan kriteria mutu yang telah ditetapkan
Sebuah sistem informasi harus dirancang agar sesuai dengan toleransi terhadap kecepatan, relevan, dan ketepatan informasi. Toleransi ini bervariasi dari satu tugas ke tugas lainnya, dan dari satu lapis ke lapis lainnya di dalam orgnainsasi. Terhadap kecepatan, untuk beberapa tugas tertentu data yang diperlukan harus dicari selama waktu yang panjang dan kemudian ditransformasikan sehingga menjadi informasi yang diperlukan manjer baik secara periodik ataupun pada selang waktu tak teratur, tetapi karena panjangnya periode tunda (grace periode) memungkinkan untuk dilaporkan setelah selesainya akhir suatu perode. Untuk tugas yang lain lagi, mungkin informasi manajemen diperlukan secepat mungkin segera setelah berakhirnya periode, dan untuk kebanyakan tugas informasi harus diperoleh selama periode berlangsungnya transaksi.
Sebuah sistem informasi harus mampu memberikan informasi yang relevan saja. Menetapka informasi manakah yang relevan mungkin sulit disaat analisis berlangsung dengan sangat bervariasi untuk setiap manajaer yang berbeda, atau sesuai dengan keadaan. Untuk itu sistem informasi manajemen harus bersifat luwes sehingga mampu memasok dengan cepat informasi apapun yang diperlukan.
Sebuah sistem informasi harus tepat dalam pengertian konsisten dengan informasi yang diberikan oleh bagian-bagian lain. Sifat mutu juga sangat penting. Sebuah sistem informasi harus mampu memeberikan umpan-balik (feed-back) tentang efisiensi dan efektivitasnya. Umpan balik harus tetap canggih sehingga dapat menunjukan bagaimana sistem informasi manajemen menyelesaikan tujuan yang dimaksudkan. Sistem informasi manjemen juga harus mampu mengadaptasi tanggapan atas umpan-balik kinerjanya.
Maka dalam prosesnya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan organisasi, manajemen sebagai total sistem selain dipengaruhi oleh sub sistem juga oleh supra sistem yaitu faktor-faktor yang diluar manajemen yang kuat pengaruh dampaknya. Untuk itulah perlunya informasi yang harus dikelola secara sistematis, efektif dan efisien dari pucuk pimpinan ke bawah secara timbal balik, tapi juga ke luar organisasi secara timbal balik.
Pada garis besarnya Sistem Informasi Manajemen dapat dibagi empat tingkatan yang dilukiskan dalam piramida bertingkat pada gambar di bawah ini.
Gambar 2.1
Sistem Informasi Manajemen
Gambar diatas menjelaskan di mana lapisan dasarnya terdiri dari informasi untuk pengolahan transaksi, pengolahan status, dan sebagainya; lapisan berikutnya terdiri dari sumber-sumber informasi dalam mendukung operasional manajemen sehari-hari; lapisan ketiga terdiri dari sumber daya sistem informasi untuk membantu perencanaan taktis dan pengambilan keputusan untuk pengendalian manajemen; dan lapisan puncak terdiri dari sumberdaya informasi untuk mendukung perencanaan dan perumusan kebijakan oleh tingkat puncak pimpina manajemen.
Data Base Bangunan/Gedung Pemerintah tentunya harus berpedoman pada suatu sistem dan mekanisme yang telah ditetapkan atau telah baku , dalam hal ini adalah Tugas Pokok dan Fungsi Dinas serta prosedur standar dalam melakukan kegiatan.
2.2 Terminologi Sistem Informasi Geografis
2.2.1 Konsep Dasar
Geografic Information System (GIS) merupakan sistem komputer yang mampu memproses dan menggunakan data yang menjelaskan tentang tempat pada perumukaan bumi. Lebih lanjut GIS didefinisikan sebagai sekumpulan alat yang terorganisir yang meliputi hardware, software, data geografis dan manusia yang sumuanya dirancang secara efisien untuk dapat melihat, menyimpan, memperbaharui, mengolah dan menyajikan semua bentuk informasi bereferensi geografis (ESRI, 1994). Selanjutnya GIS pada dasarnya dibuat untuk mengumpulkan, menyimpan, dan menganalisis obyek serta fenomena yang posisi geografisnya merupakan karakteristik yang penting untuk di analisis (Stan Aronoff, 1989).
Gambar 2.1
Dari definisi ini, GIS jelas mempunyai karakteristik sebagai perangkat pengelola basis data (Database Management System), sebagai perangkat analisa keruangan (spatial analysis) dan juga sekaligus proses komunikasi untuk pengambilan keputusan.
Keunikan GIS jika dibanding dengan sistem pengelola basis data yang lain adalah kemampuan untuk menyajikan informasi spatial maupun non-spatial secara bersama. Sebagai contoh data GIS penggunaan lahan dapat disajikan dalam bentuk luasan yang masing-masing mempunyai atribut penjelasan baik itu tabuler, text, angka, maupun image file. Informasi yang berlainan tema disajikan dalam lapisan (layer) informasi yang berlainan.
Tiga tugas utama yang diharapkan dari sistem informasi geografis adalah :
1. Penyimpanan, menajemen, dan integrasi data spasial dalam jumlah besar.
2. Kemampuan dalam analisis yang berhubungan secara spesifik dengan komponen data geografis.
3. Mengorganisasikan dan mengatur data dalam jumlah besar, sehingga informasi tersebut dapat digunakan semua pemakainya.
Lebih sederhana lagi GIS mempunyai dua fungsi utama, yaitu sebagai database sistem dan sebagai alat analisis dan modeling yang berkaitan dengan informasi geografis.
Keuntungan dari pemanfaatan GIS :
§ Data lebih aman dan tersusun lebih baik
§ Tumpang tindih data dapat dihilangkan
§ Perbaikan/updating data menjadi lebih mudah dan cepat;
§ Data mudah disimpan, dicari, (querry) dianalisis, dan disajikan.
· Data pada organisasi (pemerintah daerah) menjadi terpadu; sehingga tingkat produktivitas karyawan meningkat
Lebih spesifik lagi kegunaan GIS berkaitan dengan pengelolaan kota (urban management) adalah; sebagai DSS (Division Support System), yaitu sebagai alat pengambilan keputusan bagi aparat pengelola dan pembangunan kota seperti Bupati/Walikota, Dinas Tata Bangunan dan Pemukiman dan Dinas-dinas Sektoral.
Kerangka input/output data/informasi dalam SIG dapat dilihat pada Gambar 2.3 berikut. Data input yang dapat dimasukkan dalam SIG adalah peta analog yang didigitasi, image/citra (citra satelit, poto udara) yang merupakan data spasial. Sedangkan data atribut dapat berupa data laporan statistik yang terkaitan dengan data spasial yang dapat berupa data tabular dan tekstual, dan juga dapat mengakses/linking dengan database management sistem yang sudah ada dengan syarat ada item relasinya.
Sedangkan data output yang dapat dikeluarkan oleh SIG dapat berupa hasil analisis spasial berupa peta, laporan statistik, analisis statistik yang secara otomatis dapat dipetakan dalam data spasialnya, dan dapat dijadikan sebagai data input bagi database management system.
Dari definisi tersebut diatas, GIS jelas mempunyai karakteristik sebagai perangkat pengelola basis data (Database Management System / DBMS), sebagai perangkat analisa keruangan (spatial analysis) dan juga sekaligus proses komunikasi untuk pengambilan keputusan. Lebih sederhana lagi GIS mempunyai dua fungsi utama, yaitu sebagai databasesystem dan sebagai alat analisis dan modeling yang berkaitan dengan informasi geografis.
Gambar 2.3
2.2.2 Subsystem GIS
Berdasarkan definisi-definisi di atas, maka GIS dapat diuraikan menjadi beberapa subsistem, yaitu :
1. Data Input : Subsistem ini bertugas untuk mengumpulkan dan mempersiapkan data spasial dan atribut dari berbagai sumber. Subsistem ini pula yang bertanggungjawab dalam mengkonversi atau mentransformasikan format-format data-data aslinya ke dalam format yang dapat digunakan oleh GIS.
2. Data Output : Subsitem ini menghasilkan keluaran seluruh atau sebagian basis data baik dalam bentuk softcopy maupun hardcopy seperti: table, grafik, peta, dll.
3. Data Management : Subsistem ini mengorganisaikan baik dataspasial maupun atribut ke dalam sebuah basis data sedemikianrupa sehingga mudah dipanggil, diupdate dan diedit.
4. Data Manipulation & Analysis : Subsistem ini menentukan informasi-informasi yang dapat dihasilakn oleh GIS. Selain itu, sub sitem ini juga melakukan manipulasi dan permodelan datauntuk menghasilkan informasi yang diharapkan.
GAMBAR 2.4
SUBSISTEM SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (GIS)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar