http://www.facebook.com/danu.suryani/photos

DANU SURYANI

Get Gifs at CodemySpace.com

semoga bermanfaat, dan MOHON KOMENTARNYA !!!

semoga bermanfaat, & MOHON KOMENTARNYA !!!

Silahkan dilihat'.........

Selasa, 21 Juni 2011

SI BOTAK ADU JOTOS



  Oleh Danu Suryani  ...>Satu cerita untuk KUPU-KUPU SEGALA MUSIM
Aku dan saudara-saudara ku adalah mahluk kecil yang bisa terus hidup apabila menemukan pasangan beberapa detik, jam atau hari setelah kami dikeluarkan dari satu tempat….? Untuk langsung dimasukan pada satu tempat lainnya ….?. maka ditempat kedua itulah kami dituntut  menemukan pasangan. Tidak mudah menemukan pasangan selain bersaing dengan ratusan, ribuan atau bahkan jutaan saudara kami sendiri, kami pun dihadapkan pada satu masalah bahwa jumlah calon pasangan kami lebih sedikit dari jumlah kami, atau bahkan sekalipun kami berhasil menemukan pasangan, itu belum tentu kami bisa terus hidup dan melakukan evolusi karena keadaan lingkungan alam yang ada.
            Setelah perpindahan atau perpaduan itu dan proses perjuangan yang amat sangat berat, akhirnya aku dan satu orang sauadra ku berhasil hidup dan berevolusi, sementara jutaan saudaraku harus gugur mati menjadi darah merah yang akhirnya keluar menembus hutan rumput menuju kasur empuk.
            Hari ini tepat 28 minggu aku dan satu orang saudaraku hidup setelah yang lain mati. Hari ini aku melihat ibuku mandi namun mandi kali ini lain dari biasanya, ia mandi dengan bunga-bunga, Kuhitung ada 7 atau 9 jenis bunga dalam bak mandinya.
            Bila aku bisa lihat matahari, aku  mungkin bisa memperkirakan ini jam berapa, tapi aku tidak bisa, bahkan bentuk mataharipun aku tidak tau seperti apa?.  Tapi apa yang sedang dibicarakan Ayah dan Ibu saat ini? Aku nguping ah’.
Ayah    : “Bu’ Bapak bingung jadi Hansip di kampung ini, apalagi setelah muncul isu-isu brondong eh salah grondong, yang katanya sering makan bayi kembar yang lahir pertama, Bapak harus jaga tiap malem, mana ampe sekarang gaji tidak naik-naik” (Ucap Ayah sambil garuk-garukk kepala).
Ibu       : “Sabar ya Pak, rejeki bukan manusia yang ngatur, jadi percuma bapak membingungkan hal itu, karena Allah yang punya kuasa atas segalanya. Jadi coba mengadu sama Allah” (jawab ibu sambil mengusap perutnya yang gendut).
            Aku berfikir sejenak, lalu aku diskusikan hal ini dengan saudaraku:
Aku      : “Hai saudaraku!” (sambil ku  tepuk kepala botaknya).
Saudaraku: “Ada apa sih loe Colek-colek gue? (dengan muka sewot karena ku tepuk pala botaknya)
Aku      : “ loe ga’ denger tadi bokap kita bilang apa?
Saudaraku: “engga tuch, emang gue fikirin, paling juga bilang ‘jangan lupa minum cucu cantik’ iya kan.”
Aku      : “eh, ini kasus serius, kita hidup udah hampir 9 bulan yang artinya kita akan keluar dari sini”.
Saudaraku: “lalu kenapa, bukannya kamu pengen cepet-cepet lihat matahari?”.
Aku      : “yang jadi masalah sekarang di luar sana ada grondong pemakan bayi kembar, dan yang diambil adalah bayi yang keluar pertama. Gua ngeri Ihhhhhh…………………….!”.
Saudaraku: “emang iye, Sumpe loe?”
Aku      : “Iya sweeerrrr……..er,er,er. Asli deh gua g boong”.
Saudaraku: “ nah gima atuh? yang pasti gua ga mau keluar duluan”
Aku: “Aku juga tidak mau keluar duluan, kamu aja duluan!!!!!!!”
Saudaraku: “kamu aja!!!”
Aku      : “kamu!!!”
Aku dan saudarakupun berantem, aku tendang pantatnya, aku semekdown dan aku hajar mukanya. Dia balas dengan menggigit jempol kakiku aku bukan sakit tapi malah geli karena giginya belum numbuh. Aku tidak mau kalah aku jambak rambutnya (duh aku lupa dia itu kan masih botak). Duh dasar botak dia balas degan membuang angin depan mukaku.
Kami  berhenti dan terdiam ketika kami dengar ibu teriak kesakitan gara-gara ulah kami.
Ibu       : “Aduh Pa’ sakit, bayinya nendang-nendang, mungkin udah saatnya keluar”. (lalu ayah membawa ibu ke bidan dgn menggunakan becak)
Di tengah perjalanan kami menggerutu kompak, berkata (“siapa juga yang mau keluar, kami justru takut keluar”), lalu terjadi lagi perdebatan dan perkelahian antara aku dan saudaraku.
Aku      : “Semua ini garara kamu, kita jadi dibawa ke bidan, nanti kalo bidannya itu jadi grondong gimana?”
Saudaraku: “Aeh-aeh, si laing nyalahkeun saya nya, pie sampean iki? Sampean sing pukul aku duluan, (dia bicara sambil menyuntrungkan kepala ku)”.
Aku      :Eh teu kitu, don’t forget, kamu yang nantang aku duluan, dasar botak! (aku lupa aku juga botak)
Saudaku : “what do you mong? Awas nya ku aing cakar muka kau nanti! biar muka kau jadi jelek”.
Aku dengar tukang becak bilang “udah sampe paak/bu!”. (Wah ibu masih aja teriak kesakitan, ah mungkin gara-gara aku dan saudaraku nih ga bisa diem, aku harus bisa bernegosasi untuk berkolaborasi dengan musuhku ini).
Aku      : “ Eh saudaraku tadi kau dengar tukang beca bilang ini udah sampe klinik bidan, kita harus diam agar ibu tidak kesakitan dan tidak mengira kita mau keluar.
Saudaraku: “ok diterima! Tapi aku tidak mau keluar duluan”.
Aku      : “ sama aku juga, Itu kita bahas nanti”.
Akhirnya ibu dapat panggilan untuk diperiksa, namun karena kami sepakat untuk tidak melakukan aktifitas apapun, sang bidanpun mengambil kesimpulan bahwa kami belum saatnya keluar meskipun umur kandungannya udah sampai 9 bulan.
Kami teriak kegirangan, serempak kami berucap Yes, Yeasss, Yesssssssssssssss!!!!!!!!!!! (Sambui ajol-ajolan) karena kami bersyukur bu bidan tidak jadi keluarkan kami dari dunia yang kami rasa mulai sempit ini. Namun karena gerakan kami ini, Ibu  jadi merasa kesakitan lagi,... 
Ibu:  Bu Bidan sakit bu... sepertinya ni udah mau keluar,...
(kami panik) kami ga mau keluar, tanpa ada obrolan kami serempak diam) sampai akhirnya Bu Bidan kembali memeriksa dan menyatakan belum saatnya.
Malam harinya aku dengar Ayah bicara pada Ibu:
Ayah: “Bu mau dikasih nama apa anak kita nanti?
Ibu : “Rohmah atau Rohim”
Ayah: “ Bagus juga bu’’
Saat kami dengar masalah nama itu, kami bingung dua nama yang disediakan oleh orang tua kami satu cewe satu lagi cowo sedangkan kami disini cewe semua, aduh gimana ini sepertinya aku harus keluar duluan, apalagi setelah sebelumnya kami deengar grondong sudah mati karena film misteri gunung merapi sudah tamat (The and). akhirnya seperti biasa kami debat dan akhirnya adu jotos untuk memperebutkan siapa yang keluar duluan,. Karena memperebutkan nama, meski banyak orang bilang “apalah artinya sebuah nama”, tapi apa iya aku harus rela, aku diberi nama Rohim padahal aku ini adalah wanita,. Tak sudi, aku tak sudi, ....tak sudi tak…, sungguh tak sudi tak!. Sampai titik darah penghanbisan akan perjuangkan.
Maka seketika itu pula ibu teriak kesakitan dan kami terus berebutan berdeak-desakan ingin keluar duluan, saat saudara ku mendekati pintu keluar, aku tarik kaakinya, ku angkat kepala botaknya, tapi dagu ku di tendang, sakitnya, tapi aku jewer saja kupingnya, dan aku merangsak menuju pintu keluar, sedikit lagi saja, telingaku di tarik, sakittttt!!!!!!!!!!, aku kembali kedalam dan ku ikat tangannya dengan tali ari-arinya, tapi dia tetap menendang-nendang ku, dan diluar sana aku dengar ibu menjerit-jerit, serta suara seorang bidan yang mengulang kata-kata “Ayo bu’ ngeden, tarik napas dalam-dalam, ayo lebih kuat lagi bu!!!”. Di dalam aku masih bergulat dengan saudaraku, dasar botak gua duluan (teriak saudaraku sambil menendang aku yang akhirnya karena tendangannya itu aku terperosoooookkkkkk keluar’. Meski sewot karena sakit pantat ini ditendangnya, tapi aku ucap terimakasihhhhhh pada saudaraku itu.
Karena saudaraku sadar aku telah keluar duluan dia tetap beratahan didalam karena tidak mau diberi nama rohim, namun tidak lama kemudian serendak dengan jeritan ibu dalam hitungan 1,2,3 akhirnya Saudaraku Rohim keluar juga.
Setelah kami dimandikan, kami dibawa oleh suster menemui ibu tercinta yang masih terkapar lelah atas ulah kami,…, Bu jasamu tidak akan terbalas, sorga untukmu bu’ Amin…,
Ku dengar sang bidan bertanya pada Ayah dan Ibu:
Bidan: “mau diberi nama siapa anak-anak ini pak, bu?”.
Ayah: “sesuai kesepakatan kami bu bidan, kami akan memberi nama Rahmah, dan Rohim”.
Bidan: “tapi dua-duanya cewe pak, bu’’
Ibu: “bagaimana kalau Rohmah dan Rohimah Pa?”
Ayah: “Bagus tuh, Istri ku yang pintar dan paling cantik (Ayah ga’ tau malu, dia berkata seperti itu sambil menciumi Ibu)
Bidan: Y Sudah Pa’ silakan di adzanin dulu!!!
Allahuakbar…..Allahuakbar……… la’ Ilahaillallah.

To be continue!!!






Tidak ada komentar:

Posting Komentar